Cerpen Fiksi: Let's Play! - Semuanya Ada

Home Top Ad

Sunday, October 2, 2016

Cerpen Fiksi: Let's Play!


Hey kalian semua, apa kabarnya? Disini saya punya cerpen hasil karya saya sendiri, dibaca ya, semoga kalian semua terhibur dengan cerpen buatan saya ini.


Let’s Play ! 

Sumber gambar: www.youtube.com

Suatu malam, ketika aku tertidur sangat nyenyak, tiba tiba “Brak!!!” suara kaca terbentur akibat angin yang keras diluar sana. “Ah..Suara kaca itu lagi” kataku sambil bangun dari tempat tidur, saat itu masih jam 12 malam. Ketika itu aku sangat masih mengantuk, dengan mata yang sedikit terpejam, aku memberanikan diri untuk menutup jendela itu yang berada di ruangan tengah. Entah kenapa setiap jam 12 malam selalu terdengar suara jendela itu, padahal aku ingat kalau aku sudah menutupnya dengan rapat. Ketika itu orang tua ku pergi keluar kota, jadi aku sendirian dirumah. 


“Sssshhhh…” suara angin yang terdengar keras. Seketika itu bulu kudukku merinding, entah kenapa aku melihat sesuatu yang tidak aku ingin lihat. Ada sebuah bayangan hitam yang kira-kira tingginya dua meter, dengan memberanikan diri aku menuju tempat bayangan tersebut, tetapi yang aku lihat berada diluar akal sehatku, makhluk ini memiliki mata yang merah dan gigi yang tajam, mungkin itu tidak bisa disebut gigi karena sangat lah tajam seperti pisau yang diasah. Aku sangat ketakutan karena dia seketika itu tersenyum kepadaku dan berkata “Hei nak, apakah kau mau bermain dengan ku?” kata makhluk itu sambil tersenyum dan suara itu sangat membuatku ketakutan, suara nya sangat lah besar dan serak, aku tidak tahu dia itu makhluk apa, entah monster atau semacamnya. “Bermain? Ber.. Ber..Bermain apa?” kataku sambil ketakutan, dan ketakutanku semakin menjadi-jadi ketika makhluk itu menjawab “Hahahaha!!.. Sangat lah mudah.. Kau hanya harus membunuh temanmu.” Mungkin makhluk itu ingin menjadikan ku alat untuk mempersembahkan kepada nya seorang manusia atau bisa kita sebut dengan tumbal. “A..aa..Apa? Membunuh? Tapi..A..aa..Aku tidak mungkin membunuh temanku” Jawabku dengan rasa takut yang benar-benar takut seolah-olah rohku berada di tempat lain tetapi tubuhku berada di tempat itu. “Hahaha!!Tenang saja, aku jamin kau tidak akan ketahuan oleh pihak keamanaan, atau tidak akan kuberikan hadiah ini” kata makhluk itu sambil memperlihatkan ku sebuah kantong besar yang berisi emas dan berlian, akupun tergiur. “Hm.. Baiklah.. Aku terima permainanmu, besok ayo kita lakukan, tapi aku butuh bantuanmu untuk melakukan perbuatan keji ini” kata ku sambil berjabat tangan dengan makhluk itu.


Aku bisa melihatnya dengan jelas, wajahnya, tangannya, sangat mengerikan!. Mungkin kalian berharap tidak akan bertemu dengan makhluk seperti ini. “Hahaha!! Tenang saja, aku akan membantumu, karena ini merupakan permainanku, ketika kau sudah sampai di tempat tujuan, tempat itu haruslah sepi dan panggil aku dengan “Keluarlah.. Aku sudah membawa satu orang untuk bermain dengan kita”.


Keesokan pagi nya, aku bergegas untuk berangkat ke sekolah, seketika itu aku ingat tentang yang terjadi ketika malam tadi. Ya, janji ku untuk bermain dengan makhluk itu. “Hm..Baiklah, sudah jam 7 pagi, aku harus segera bergegas sebelum pelajaran dimulai dan pak satpam itu ngomel lagi”. Kataku sambil mengambil roti yang kupersiapkan sendiri dan memasukkan sebuah pisau ke tasku. Ketika aku sampai di sekolah, seperti biasa, aku bermain-main dengan teman-teman ku.“Oh ya, janji itu” kata ku dalam hati. Aku memiliki seorang teman yang bernama Fikri. Ya, dia teman ku, mungkin bisa dibilang teman yang suka menindas teman sendiri, karena dia pernah membuatku malu di depan semua siswa di kelasku. Kebetulan aku duduk sebangku dengan dia. “Fik.. Kamu punya waktu ga nanti sore? Waktu pulang sekolah.. Aku mau ngajak kamu main ‘sesuatu’ di aula” kataku sambil sedikit tersenyum. “Wih.. Main apaan? tumben lu ngajak gue main. Ya udah, gue ada waktu kok” kata Fikri sambil mengambil bukunya di tasnya. “Tapi kamu sendiri aja, soalnya syarat dari permainan ini cuma 2 orang doang” kata ku sambil meyakinkannya. “Iye iye.. Tenang aje..” kata Fikri sambil menjawab dengan suara yang merendahkanku.


 Jam sekolah pun selesai, akupun mengajak Fikri untuk bermain permainanku, atau tepatnya permainan makhluk itu. “Fik.. Ayo.. Jadi main?” kata ku di depan gerbang sekolah. “OK.. Let’s go” kata Fikri, itu lah salah satu sifat nya yang tidak aku sukai, dia itu sok keren, sok ganteng, tetapi semua itu berakhir ketika aku dan makhluk itu membunuhnya. “Kamu duluan jalan Fik” kataku ketika sudah di lantai 2 menuju ke aula. “Ya elah.. Kenapa lu? Takut ya? Gara-gara ni tempat sepi ya ? Aduh.. Lu yang ngajak tapi elu yang takut.. Ya udah deh” kata Fikri sambil jalan didepanku. 


Aku pun mengucapkan kalimat untuk memanggil makhluk itu, dan benar saja, makhluk itu muncul seketika entah dari mana, aku tidak tahu. Seketika itu langsung saja makhluk itu memperlihatkan dirinya dan membuat kami berdua ketakutan, tetapi mungkin aku sudah mulai terbiasa dengan wajah makhluk tersebut. “Aaahhh!!! Setan!!” teriak Fikri sambil lari ketakutan, tapi entah kenapa tempat yang kami tempati ini seketika menjadi tempat yang kecil dan tidak ada tangga dimanapun, jadi tidak ada tempat untuk meloloskan diri. “We.. Ini yang lu maksud dengan ‘permainan’ ha??” Tanya Fikri sambil memegang bahuku, akupun tidak bisa mengatakan apapun setelah makhluk itu menancapkan kukunya ke bagian jantung Fikri dan darahnya mengenai mukaku dan organ-organ dalamnya berserakan dimana mana, makhluk itu kemudian membawanya entah kemana.


Setelah itu akupun terdiam dan tidak bisa mengatakan apapun dengan apa yang terjadi di depan mataku, aku melihat temanku sendiri terbunuh dengan cara yang sangat sadis, dan sangat keji. Aku pun pulang dengan wajah yang pucat. Aku masih memikirkannya, bagaimana cara makhluk itu menancapkan kukunya yang tajam ke bagian jantung Fikri. Aku pun sampai di rumah kemudian tidur. Keesokan paginya, seperti biasa, aku berangkat ke sekolah. Tapi entah kenapa banyak polisi didepan sekolah ku. “Pak Joko, ada apa ini ?” Tanya ku kepada seorang satpam yang sedang berada di depan gerbang sekolah. “Ada banyak darah di aula sana, sepertinya sudah terjadi pembunuhan disana” kata Pak Joko kepadaku. “Ha? Aula? APA ??!! Bukankah makhluk itu sudah berjanji kalau tidak akan ketahuan ?” kataku dalam hati dengan wajah yang pucat. “kamu kenapa? Kok mukaku pucat gitu?” kata Pak Joko. “Oh. Ga apa apa kok Pak” kataku sambil sedikit tersenyum. Tapi anehnya, ketika aku bertanya kepada seorang polisi tentang kejadidan di aula tersebut, ditemukan sidik jari yang tidak diketahui pemiliknya, mungkin itu sidik jari makhluk itu. 


Ketika itu semua murid di perbolehkan untuk pulang, jadi aku juga pulang. Ketika malam hari, aku pun bertemu dengan makhluk itu, lagi lagi di mulai dengan suara kaca yang terbentur, mungkin itu tanda-tanda datangnya makhluk tersebut. “Hei!! Kau!! Makhluk aneh!! Bukankah kau sudah berjanji kalau pembunuhan ini tidak akan ketahuan oleh pihak yang berwajib ?!” entah kenapa aku mengatakan kata-kata tersebut, mungkin kata-kata itu merupakan kata yang tak sengaja ku katakan ketika sedang emosi. “HAAA!!!” makhluk itu teriak di depan mukaku dan menandakan kalau dia marah. “Hahaha!! Jangan takut nak.. Apakah kau tidak mengerti yang dimaksud dengan ‘permainan’? Ya, semua yang aku ucapkan dan aku janjikan untukmu itu merupakan sebuah permainan juga, jadi tidak ada yang namanya melindungimu dari pihak kepolisian, tidak ada yang nama nya emas dan berlian, Hahaha!!!” kata makhluk itu sambil mengeraskan suaranya sehingga membuat telinga ku menjadi sangat muak. “APA?! Jadi semuanya itu hanya bohong?!” seketika itu entah mengapa aku merasa sangat berani untuk mengatakan kata-kata yang nada nya sangat keras kepada makhluk itu. “Hahaha!! Iya, semuanya bohong, aku akan membunuhmu juga! mungkin kau akan menjadi koleksiku yang ke lima puluh!” kata makhluk itu sambil tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya seakan akan ingin membunuhku. Seketika itu aku lari keluar dari rumahku, aku pun berlari dengan sekuat tenaga, sampai akhirnya aku sampai di tengah hutan, tapi seingatku tidak ada hutan di sekitar rumahku. “Hei, kita bertemu lagi, bagaimana dengan ilusi hutan yang ku buat ini? Hahahaa!!” kata makhluk itu. Jadi, hutan ini adalah ilusi dari makhluk tersebut, yah, kalau ini ilusi berarti ada jalan keluarnya. 


Aku pun mencari jalan keluar, hingga ketika aku berlari sangat jauh, akhirnya aku menemukan sebuah cahaya. Aku berlari kesana, tapi entah kenapa cahaya itu malah mengarah kepadaku seolah-olah balik mengejarku dan aku lihat ada sebuah tangan besar yang tidak pernah aku pikirkan besarnya. Aku pun berlari menjauh tetapi aku merasa melambat dan tangan itu menjadi sangat cepat, tiba-tiba entah kenapa aku merasakan sakit yang luar biasa dibagian jantungku.“AAAHH!!” Aku pun teriak sejadi-jadinya, kemudian semuanya lenyap begitu saja, ketika itu, aku sekarat, aku melihat makhluk itu dan dia menawarkan apabila aku mau menjadi seperti dia, maka aku dapat hidup kembali, dan harus mencari korban-korban seperti yang dilakukan makhluk tersebut.

Tamat


Terima kasih sudah mau membaca cerpennya ya, semoga kalian terhibur :)

No comments:

Post a Comment