Hey kalian semua, apa kabarnya? Disini saya punya cerpen hasil karya saya sendiri, dibaca ya, semoga kalian semua terhibur dengan cerpen buatan saya ini.
Let’s
Play !
![]() |
| Sumber gambar: www.youtube.com |
Suatu malam, ketika aku tertidur
sangat nyenyak, tiba tiba “Brak!!!” suara kaca terbentur akibat angin yang
keras diluar sana. “Ah..Suara kaca itu lagi” kataku sambil bangun dari tempat tidur,
saat itu masih jam 12 malam. Ketika itu aku sangat masih mengantuk, dengan mata
yang sedikit terpejam, aku memberanikan diri untuk menutup jendela itu yang
berada di ruangan tengah. Entah kenapa setiap jam 12 malam selalu terdengar
suara jendela itu, padahal aku ingat kalau aku sudah menutupnya dengan rapat.
Ketika itu orang tua ku pergi keluar kota, jadi aku sendirian dirumah.
“Sssshhhh…” suara angin yang
terdengar keras. Seketika itu bulu kudukku merinding, entah kenapa aku
melihat sesuatu yang tidak aku ingin lihat. Ada sebuah bayangan hitam yang
kira-kira tingginya dua meter, dengan memberanikan diri aku menuju tempat
bayangan tersebut, tetapi yang aku lihat berada diluar akal sehatku, makhluk
ini memiliki mata yang merah dan gigi yang tajam, mungkin itu tidak bisa
disebut gigi karena sangat lah tajam seperti pisau yang diasah. Aku sangat
ketakutan karena dia seketika itu tersenyum kepadaku dan berkata “Hei nak, apakah
kau mau bermain dengan ku?” kata makhluk itu sambil tersenyum dan suara itu
sangat membuatku ketakutan, suara nya sangat lah besar dan serak, aku tidak
tahu dia itu makhluk apa, entah monster atau semacamnya. “Bermain? Ber.. Ber..Bermain
apa?” kataku sambil ketakutan, dan ketakutanku semakin menjadi-jadi ketika
makhluk itu menjawab “Hahahaha!!.. Sangat lah mudah.. Kau hanya harus membunuh
temanmu.” Mungkin makhluk itu ingin menjadikan ku alat untuk mempersembahkan
kepada nya seorang manusia atau bisa kita sebut dengan tumbal. “A..aa..Apa? Membunuh?
Tapi..A..aa..Aku tidak mungkin membunuh temanku” Jawabku dengan rasa takut yang
benar-benar takut seolah-olah rohku berada di tempat lain tetapi tubuhku berada
di tempat itu. “Hahaha!!Tenang saja, aku jamin kau tidak akan ketahuan oleh
pihak keamanaan, atau tidak akan kuberikan hadiah ini” kata makhluk itu sambil
memperlihatkan ku sebuah kantong besar yang berisi emas dan berlian, akupun
tergiur. “Hm.. Baiklah.. Aku terima permainanmu, besok ayo kita lakukan, tapi
aku butuh bantuanmu untuk melakukan perbuatan keji ini” kata ku sambil berjabat
tangan dengan makhluk itu.
Aku bisa melihatnya dengan jelas,
wajahnya, tangannya, sangat mengerikan!. Mungkin kalian berharap tidak akan
bertemu dengan makhluk seperti ini. “Hahaha!! Tenang saja, aku akan membantumu,
karena ini merupakan permainanku, ketika kau sudah sampai di tempat tujuan,
tempat itu haruslah sepi dan panggil aku dengan “Keluarlah.. Aku
sudah membawa satu orang untuk bermain dengan kita”.
Keesokan pagi nya, aku bergegas
untuk berangkat ke sekolah, seketika itu aku ingat tentang yang terjadi ketika
malam tadi. Ya, janji ku untuk bermain dengan makhluk itu. “Hm..Baiklah, sudah
jam 7 pagi, aku harus segera bergegas sebelum pelajaran dimulai dan pak satpam
itu ngomel lagi”. Kataku sambil mengambil roti yang kupersiapkan sendiri dan
memasukkan sebuah pisau ke tasku. Ketika aku sampai di sekolah, seperti biasa,
aku bermain-main dengan teman-teman ku.“Oh ya, janji itu” kata ku dalam hati. Aku
memiliki seorang teman yang bernama Fikri. Ya, dia teman ku, mungkin bisa
dibilang teman yang suka menindas teman sendiri, karena dia pernah membuatku
malu di depan semua siswa di kelasku. Kebetulan aku duduk sebangku dengan dia.
“Fik.. Kamu punya waktu ga nanti sore? Waktu pulang sekolah.. Aku mau ngajak
kamu main ‘sesuatu’ di aula” kataku sambil sedikit tersenyum. “Wih.. Main apaan?
tumben lu ngajak gue main. Ya udah, gue ada waktu kok” kata Fikri sambil
mengambil bukunya di tasnya. “Tapi kamu sendiri aja, soalnya syarat dari
permainan ini cuma 2 orang doang” kata ku sambil meyakinkannya. “Iye iye..
Tenang aje..” kata Fikri sambil menjawab dengan suara yang merendahkanku.
Jam sekolah pun selesai, akupun mengajak Fikri
untuk bermain permainanku, atau tepatnya permainan makhluk itu. “Fik.. Ayo..
Jadi main?” kata ku di depan gerbang sekolah. “OK.. Let’s go” kata Fikri, itu
lah salah satu sifat nya yang tidak aku sukai, dia itu sok keren, sok ganteng,
tetapi semua itu berakhir ketika aku dan makhluk itu membunuhnya. “Kamu duluan
jalan Fik” kataku ketika sudah di lantai 2 menuju ke aula. “Ya elah.. Kenapa
lu? Takut ya? Gara-gara ni tempat sepi ya ? Aduh.. Lu yang ngajak tapi elu yang
takut.. Ya udah deh” kata Fikri sambil jalan didepanku.
Aku pun mengucapkan kalimat untuk
memanggil makhluk itu, dan benar saja, makhluk itu muncul seketika entah dari
mana, aku tidak tahu. Seketika itu langsung saja makhluk itu memperlihatkan
dirinya dan membuat kami berdua ketakutan, tetapi mungkin aku sudah mulai
terbiasa dengan wajah makhluk tersebut. “Aaahhh!!! Setan!!” teriak Fikri sambil
lari ketakutan, tapi entah kenapa tempat yang kami tempati ini seketika menjadi
tempat yang kecil dan tidak ada tangga dimanapun, jadi tidak ada tempat untuk
meloloskan diri. “We.. Ini yang lu maksud dengan ‘permainan’ ha??” Tanya Fikri
sambil memegang bahuku, akupun tidak bisa mengatakan apapun setelah makhluk itu
menancapkan kukunya ke bagian jantung Fikri dan darahnya mengenai mukaku dan
organ-organ dalamnya berserakan dimana mana, makhluk itu kemudian membawanya
entah kemana.
Setelah itu akupun terdiam dan
tidak bisa mengatakan apapun dengan apa yang terjadi di depan mataku, aku
melihat temanku sendiri terbunuh dengan cara yang sangat sadis, dan sangat
keji. Aku pun pulang dengan wajah yang pucat. Aku masih memikirkannya,
bagaimana cara makhluk itu menancapkan kukunya yang tajam ke bagian jantung
Fikri. Aku pun sampai di rumah kemudian tidur. Keesokan paginya, seperti biasa,
aku berangkat ke sekolah. Tapi entah kenapa banyak polisi didepan sekolah ku.
“Pak Joko, ada apa ini ?” Tanya ku kepada seorang satpam yang sedang berada di
depan gerbang sekolah. “Ada banyak darah di aula sana, sepertinya sudah terjadi
pembunuhan disana” kata Pak Joko kepadaku. “Ha? Aula? APA ??!! Bukankah makhluk
itu sudah berjanji kalau tidak akan ketahuan ?” kataku dalam hati dengan wajah
yang pucat. “kamu kenapa? Kok mukaku pucat gitu?” kata Pak Joko. “Oh. Ga apa
apa kok Pak” kataku sambil sedikit tersenyum. Tapi anehnya, ketika aku bertanya
kepada seorang polisi tentang kejadidan di aula tersebut, ditemukan sidik jari
yang tidak diketahui pemiliknya, mungkin itu sidik jari makhluk itu.
Ketika itu semua murid di
perbolehkan untuk pulang, jadi aku juga pulang. Ketika malam hari, aku pun
bertemu dengan makhluk itu, lagi lagi di mulai dengan suara kaca yang
terbentur, mungkin itu tanda-tanda datangnya makhluk tersebut. “Hei!! Kau!!
Makhluk aneh!! Bukankah kau sudah berjanji kalau pembunuhan ini tidak akan
ketahuan oleh pihak yang berwajib ?!” entah kenapa aku mengatakan kata-kata
tersebut, mungkin kata-kata itu merupakan kata yang tak sengaja ku katakan
ketika sedang emosi. “HAAA!!!” makhluk itu teriak di depan mukaku dan
menandakan kalau dia marah. “Hahaha!! Jangan takut nak.. Apakah kau tidak
mengerti yang dimaksud dengan ‘permainan’? Ya, semua yang aku ucapkan dan aku
janjikan untukmu itu merupakan sebuah permainan juga, jadi tidak ada yang namanya
melindungimu dari pihak kepolisian, tidak ada yang nama nya emas dan berlian,
Hahaha!!!” kata makhluk itu sambil mengeraskan suaranya sehingga membuat
telinga ku menjadi sangat muak. “APA?! Jadi semuanya itu hanya bohong?!”
seketika itu entah mengapa aku merasa sangat berani untuk mengatakan kata-kata
yang nada nya sangat keras kepada makhluk itu. “Hahaha!! Iya, semuanya bohong,
aku akan membunuhmu juga! mungkin kau akan menjadi koleksiku yang ke lima
puluh!” kata makhluk itu sambil tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya
seakan akan ingin membunuhku. Seketika itu aku lari keluar dari rumahku, aku
pun berlari dengan sekuat tenaga, sampai akhirnya aku sampai di tengah hutan,
tapi seingatku tidak ada hutan di sekitar rumahku. “Hei, kita bertemu lagi,
bagaimana dengan ilusi hutan yang ku buat ini? Hahahaa!!” kata makhluk itu. Jadi,
hutan ini adalah ilusi dari makhluk tersebut, yah, kalau ini ilusi berarti ada
jalan keluarnya.
Aku pun mencari jalan keluar,
hingga ketika aku berlari sangat jauh, akhirnya aku menemukan sebuah cahaya.
Aku berlari kesana, tapi entah kenapa cahaya itu malah mengarah kepadaku seolah-olah
balik mengejarku dan aku lihat ada sebuah tangan besar yang tidak pernah aku
pikirkan besarnya. Aku pun berlari menjauh tetapi aku merasa melambat dan
tangan itu menjadi sangat cepat, tiba-tiba entah kenapa aku merasakan sakit
yang luar biasa dibagian jantungku.“AAAHH!!” Aku pun teriak sejadi-jadinya,
kemudian semuanya lenyap begitu saja, ketika itu, aku sekarat, aku melihat
makhluk itu dan dia menawarkan apabila aku mau menjadi seperti dia, maka aku
dapat hidup kembali, dan harus mencari korban-korban
seperti yang dilakukan makhluk tersebut.
Tamat
Terima kasih sudah mau membaca cerpennya ya, semoga kalian terhibur :)

No comments:
Post a Comment