Hey, bagaimana kabar kalian? Semoga baik ya, ketemu lagi dengan saya diblog ini, disini saya punya cerpen lagi nih yang tentu saja buatan saya sendiri, hehehe, semoga bisa menghibur ya..
A Shadow
![]() |
| Sumber gambar: feelgrafix.com |
Suatu malam ketika hendak
tidur, kudengar kucingku terus mengeong tanpa henti, itu hampir membuat gila,
karena setiap dia mengeong, semakin lama dia semakin mengeraskan suaranya
seolah-olah ingin memberitahuku tentang sesuatu. “Duh, ni kucing kenapa sih? Ngeong
terus, mungkin dia lapar?” pikirku dalam hati, tetapi ketika aku memberinya
makan, selalu saja dia menolak untuk memakan makanannya. “BUK!!” kulempar sebuah
bantal ke kucingku, karena aku sudah muak dengan suaranya itu. Diapun akhirnya
diam dan tidak mengeong lagi. Akupun akhirnya dapat tertidur pulas.
Keesokan
harinya, ketika ingin berangkat sekolah, kucingku tidak ada dirumah. “Kemana tu
kucing? Kok ga muncul-muncul?” tanyaku dalam hati “Bu, Si Manis kemana?”
tanyaku kepada Ibuku yang sedang menyiapkan sarapan pagi. “Oh, mungkin lagi
jalan-jalan tuh” kata Ibuku. “Tapi kan biasanya pagi-pagi gini dia ada dirumah”
kataku sambil mengambil segelas air putih. “Mana Ibu tahu, nanti juga pulang”
kata Ibuku meyakinkanku. Akupun berangkat kesekolah, tetapi ketika aku melewati
suatu gang yang lumayan agak sepi, aku melihat kucingku berada disana, entah
mengapa dia mengeong terus dengan menatap kearah bangunan tua yang sudah tidak
ditempati oleh orang. “Piss..Piss” ku panggil kucingku dan diapun menoleh
kearahku, tetapi entah mengapa dia malah langsung lari ke bangunan tua tersebut
dan masuk kedalamnya, biasanya kalau dipanggil, dia pasti menoleh lalu berlari
kearahku. “Kenapa sih tu kucing? Dari kemarin malam aneh gitu” kataku dalam
hati. Akupun melanjutkan perjalananku kesekolah tanpa memikirkan kucingku yang
masuk kedalam bangunan tua tersebut. Pada saat jam istirahat, aku
berbincang-bincang dengan temanku yang bernama Wahyu. “Yu, kamu tau ga yang
bangunan tua yang ada di gang tempat biasa kita lewat waktu mau kesekolah ?”
tanyaku pada Wahyu. “Oh, tau kok, kenapa emangnya?” jawab Wahyu. “Ga kenapa
kenapa, tadi kucingku masuk kesana, mungkin ada kucing lain disana, soalnya dia
ngeong-ngeong terus tadi” kataku. “Oh, mungkin kucingmu lagi naksir ama kucing
lain, hahaha” jawab Wahyu. “Yah, mungkin aja” jawabku sambil heran, “emang ada
ya kucing didalam bangunan tua itu?” tanyaku. “Mungkin sih ada, kan kucing
biasanya tinggalnya di tempat begituan” jawab Wahyu. Jam istirahatpun selesai,
kamipun belajar seperti biasa. “Tu kucing aneh banget tingkahnya sekarang”
pikirku dalam hati.
Bel
pulangpun berbunyi. “Yu,kamu pulang sama siapa?” tanyaku pada Wahyu sambil
menggendong tas. “Kamu pulang duluan aja Gus, aku mau main PS dulu, hahaha”
jawab Wahyu sambil mengemasi buku pelajarannya. “Ya udah, aku duluan ya”
jawabku sambil keluar dari kelas. “Huh.. Capek banget hari ini, banyak amat
pelajarannya, tasku berat banget lagi, mending istirahat bentar” kataku dalam
hati, akupun istirahat didekat bangunan tua yang berada di gang tempat kucingku
berada tadi. Ketika sedang beristirahat, aku tidak sengaja melihat sebuah
bayangan. Bayangan itu memiliki wajah yang tersenyum, lalu menghilang begitu
saja, mungkin itu hanya halusinasiku saja. Setelah beristirahat beberapa menit,
akupun melanjutkan perjalananku menuju rumah, saat aku berjalan, entah kenapa
seperti ada yang mengikutiku dari belakang, ketika aku menoleh kebelakang, yang
aku rasakan hanyalah hembusan angin, seketika itu akupun merinding. Akupun
berlari dengan sekuat tenaga menuju rumah. Setelah beberapa menit berlari, akupun
akhirnya sampai dirumah kemudian akupun masuk kekamarku tanpa mengganti baju
sekolahku, aku merasa sangat kelelahan sehingga tanpa sadar, aku tertidur
dikasurku.
Haripun
menjelang malam. “Gus, makan dulu, udah waktunya makan malam” kata ibuku dengan
sedikit berteriak sehingga terdengar sampai kekamarku. “Iya Bu, tunggu
sebentar” kataku sambil mengganti baju sekolahku. Ketika sampai diruang makan,
“Loh, Gus, tanganmu kenapa kok ada bekas cakaran kucing?” kata ibuku sambil
mengambil sebuah piring. Akupun tidak sadar kenapa ada bekas cakaran kucing
ditanganku, “Aku juga ga tau Bu” aku merasa heran sendiri kenapa ada bekas
cakaran kucing ditanganku. “Oh ya, si Manis mana Bu?” tanyaku pada ibuku sambil
mengambil lauk di sebuah mangkok. “Mungkin dikamarmu ga?” jawab Ibuku. “Ya,
mungkin saja, Ayah belum pulang Bu?” tanyaku pada ibuku. “Belum, mungkin lagi
lembur”. Makan malampun selesai, aku kembali kekamarku kemudian bermain game
sebentar dan setelah itu, akupun belajar. Entah kenapa pada saat belajar,
tiba-tiba kucingku datang dari jendela dengan tubuhnya yang penuh darah, diapun
mengeong lagi seperti malam tadi. Setelah aku melihat bekas lukanya, akupun
mengambil obat merah yang ada didekat dapur. Ketika aku mengambil obat
tersebut, aku melihat lagi sebuah bayangan yang aku lihat pada saat istirahat
didekat bangungan tua itu. Kemudian bayangan itu dengan cepat mengarah kepadaku
sambil mengulurkan tangannya kearahku. Seketika itu tubuhku tidak bisa
bergerak, mungkin karena rasa takut yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
Dengan cepat bayangan itu menusuk bola mataku dengan kuku-kukunya yang sangat
tajam dan panjang, sehingga aku merasakan rasa sakit yang luar biasa dan aku
bisa merasakan darahku mengalir dengan deras. Aku tidak bisa melakukan apa-apa
lagi, karena semuanya sudah menjadi sangat gelap dan aku tidak merasakan apapun
lagi.
Tamat
Terima kasih banyak sudah mau membaca, semoga terhibur ya :)

No comments:
Post a Comment