Cerpen Fiksi: A Shadow - Semuanya Ada

Home Top Ad

Sunday, October 2, 2016

Cerpen Fiksi: A Shadow



Hey, bagaimana kabar kalian? Semoga baik ya, ketemu lagi dengan saya diblog ini, disini saya punya cerpen lagi nih yang tentu saja buatan saya sendiri, hehehe, semoga bisa menghibur ya..

A Shadow

Sumber gambar: feelgrafix.com

                Suatu malam ketika hendak tidur, kudengar kucingku terus mengeong tanpa henti, itu hampir membuat gila, karena setiap dia mengeong, semakin lama dia semakin mengeraskan suaranya seolah-olah ingin memberitahuku tentang sesuatu. “Duh, ni kucing kenapa sih? Ngeong terus, mungkin dia lapar?” pikirku dalam hati, tetapi ketika aku memberinya makan, selalu saja dia menolak untuk memakan makanannya. “BUK!!” kulempar sebuah bantal ke kucingku, karena aku sudah muak dengan suaranya itu. Diapun akhirnya diam dan tidak mengeong lagi. Akupun akhirnya dapat tertidur pulas.


                Keesokan harinya, ketika ingin berangkat sekolah, kucingku tidak ada dirumah. “Kemana tu kucing? Kok ga muncul-muncul?” tanyaku dalam hati “Bu, Si Manis kemana?” tanyaku kepada Ibuku yang sedang menyiapkan sarapan pagi. “Oh, mungkin lagi jalan-jalan tuh” kata Ibuku. “Tapi kan biasanya pagi-pagi gini dia ada dirumah” kataku sambil mengambil segelas air putih. “Mana Ibu tahu, nanti juga pulang” kata Ibuku meyakinkanku. Akupun berangkat kesekolah, tetapi ketika aku melewati suatu gang yang lumayan agak sepi, aku melihat kucingku berada disana, entah mengapa dia mengeong terus dengan menatap kearah bangunan tua yang sudah tidak ditempati oleh orang. “Piss..Piss” ku panggil kucingku dan diapun menoleh kearahku, tetapi entah mengapa dia malah langsung lari ke bangunan tua tersebut dan masuk kedalamnya, biasanya kalau dipanggil, dia pasti menoleh lalu berlari kearahku. “Kenapa sih tu kucing? Dari kemarin malam aneh gitu” kataku dalam hati. Akupun melanjutkan perjalananku kesekolah tanpa memikirkan kucingku yang masuk kedalam bangunan tua tersebut. Pada saat jam istirahat, aku berbincang-bincang dengan temanku yang bernama Wahyu. “Yu, kamu tau ga yang bangunan tua yang ada di gang tempat biasa kita lewat waktu mau kesekolah ?” tanyaku pada Wahyu. “Oh, tau kok, kenapa emangnya?” jawab Wahyu. “Ga kenapa kenapa, tadi kucingku masuk kesana, mungkin ada kucing lain disana, soalnya dia ngeong-ngeong terus tadi” kataku. “Oh, mungkin kucingmu lagi naksir ama kucing lain, hahaha” jawab Wahyu. “Yah, mungkin aja” jawabku sambil heran, “emang ada ya kucing didalam bangunan tua itu?” tanyaku. “Mungkin sih ada, kan kucing biasanya tinggalnya di tempat begituan” jawab Wahyu. Jam istirahatpun selesai, kamipun belajar seperti biasa. “Tu kucing aneh banget tingkahnya sekarang” pikirku dalam hati.


                Bel pulangpun berbunyi. “Yu,kamu pulang sama siapa?” tanyaku pada Wahyu sambil menggendong tas. “Kamu pulang duluan aja Gus, aku mau main PS dulu, hahaha” jawab Wahyu sambil mengemasi buku pelajarannya. “Ya udah, aku duluan ya” jawabku sambil keluar dari kelas. “Huh.. Capek banget hari ini, banyak amat pelajarannya, tasku berat banget lagi, mending istirahat bentar” kataku dalam hati, akupun istirahat didekat bangunan tua yang berada di gang tempat kucingku berada tadi. Ketika sedang beristirahat, aku tidak sengaja melihat sebuah bayangan. Bayangan itu memiliki wajah yang tersenyum, lalu menghilang begitu saja, mungkin itu hanya halusinasiku saja. Setelah beristirahat beberapa menit, akupun melanjutkan perjalananku menuju rumah, saat aku berjalan, entah kenapa seperti ada yang mengikutiku dari belakang, ketika aku menoleh kebelakang, yang aku rasakan hanyalah hembusan angin, seketika itu akupun merinding. Akupun berlari dengan sekuat tenaga menuju rumah. Setelah beberapa menit berlari, akupun akhirnya sampai dirumah kemudian akupun masuk kekamarku tanpa mengganti baju sekolahku, aku merasa sangat kelelahan sehingga tanpa sadar, aku tertidur dikasurku.


                Haripun menjelang malam. “Gus, makan dulu, udah waktunya makan malam” kata ibuku dengan sedikit berteriak sehingga terdengar sampai kekamarku. “Iya Bu, tunggu sebentar” kataku sambil mengganti baju sekolahku. Ketika sampai diruang makan, “Loh, Gus, tanganmu kenapa kok ada bekas cakaran kucing?” kata ibuku sambil mengambil sebuah piring. Akupun tidak sadar kenapa ada bekas cakaran kucing ditanganku, “Aku juga ga tau Bu” aku merasa heran sendiri kenapa ada bekas cakaran kucing ditanganku. “Oh ya, si Manis mana Bu?” tanyaku pada ibuku sambil mengambil lauk di sebuah mangkok. “Mungkin dikamarmu ga?” jawab Ibuku. “Ya, mungkin saja, Ayah belum pulang Bu?” tanyaku pada ibuku. “Belum, mungkin lagi lembur”. Makan malampun selesai, aku kembali kekamarku kemudian bermain game sebentar dan setelah itu, akupun belajar. Entah kenapa pada saat belajar, tiba-tiba kucingku datang dari jendela dengan tubuhnya yang penuh darah, diapun mengeong lagi seperti malam tadi. Setelah aku melihat bekas lukanya, akupun mengambil obat merah yang ada didekat dapur. Ketika aku mengambil obat tersebut, aku melihat lagi sebuah bayangan yang aku lihat pada saat istirahat didekat bangungan tua itu. Kemudian bayangan itu dengan cepat mengarah kepadaku sambil mengulurkan tangannya kearahku. Seketika itu tubuhku tidak bisa bergerak, mungkin karena rasa takut yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Dengan cepat bayangan itu menusuk bola mataku dengan kuku-kukunya yang sangat tajam dan panjang, sehingga aku merasakan rasa sakit yang luar biasa dan aku bisa merasakan darahku mengalir dengan deras. Aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi, karena semuanya sudah menjadi sangat gelap dan aku tidak merasakan apapun lagi.

 Tamat

Terima kasih banyak sudah mau membaca, semoga terhibur ya :)

No comments:

Post a Comment