"Dia"
![]() |
| Sumber Gambar: www.notesperbankan2015.wordpress.com |
Namaku
Rendy, umurku 19 tahun, sekarang aku seorang Mahasiswa disalah satu universitas
didekat rumahku. Banyak yang bilang aku ini playboy, entah aku sering pergi
dengan perempuan ini, perempuan itu, padahal aku hanya mengajak mereka untuk
mengerjakan tugas yang belakangan ini menumpuk. Mungkin mereka yang terlalu
baper karena mungkin aku terlalu ganteng. Yah, itu menurutku sih, tapi kalau
kalian memiliki pendapat yang berbeda, ya silahkan. Ceritaku berawal dari….
Kita santai aja ya, ga usah tegang gitu bacanya, hahaha. Yak, kita lanjut lagi.
Aku tadi udah perkenalan kan? Oh ya, sudah. Maklum, aku ini orang nya sedikit
pelupa, apalagi yang namanya MANTAN, lupa banget dah, udah kayak amnesia. Ayo
kita next ke cerita. Aku memiliki
teman sekelas yang sangat cantik, dia memiliki wajah yang bisa dibilang
“sempurna” hm.. Bukan sempurna lagi, bahkan seperti “Bidadari”, kalian tau
bidadari kan? Kalau tidak tahu, ya sudah abaikan saja. Ketika itu kami pulang
bersama, namun satu hal yang tidak aku suka adalah ketika aku lewat didepan
para perempuan, selalu saja mereka menyapaku “Hai Rendy.” Dengan senyuman yang
manis dari bibir mereka. Padahal tidak manis-manis banget sih. Karena aku sangat populer dikalangan sekolah, ya maklum kalau
banyak perempuan yang seperti itu. Karena aku yang terlalu ganteng. Ketika itu
aku dan si perempuan yang aku sebut sebagai “Bidadari” ini jalan kaki menuju
rumah, kebetulan rumah kami satu arah, jadi aku dan dia bisa pulang bersama.
“Ren, aku pulang duluan ya, makasih udah nemenin pulang.” Katanya sambil
memberi sebuah senyuman kepadaku. “Oh, iya ga apa apa kok, jugaan kita
pulangnya kan satu arah.” Aku tersipu malu, ya.. Kalian tahulah apa maksud aku
malu-malu kepadanya, tapi bukan malu-maluin loh.
Akupun kembali kerumahku. Kalian belum tahu nama perempuan tersebut kan?
Kasian.. Baiklah, akan aku kenalkan siapa dirinya, dia adalah sahabatku sejak
SMP, kami berbeda SMA, tetapi sekarang satu universitas dan memilih jurusan
yang sama. Namanya adalah Ririn. Dia juga sangat populer di universitas kami.
Akupun
sampai dirumah, dan langsung aku menuju kekamar untuk beristirahat karena
badanku yang sudah melemah dan mataku yang mulai tertutup, tapi bukan aku ingin
mati loh. Akupun tertidur sangat
lelap, tanpa aku sadari, hari sudah pagi, hm.. Ya kalau orang tidur kan memang
tidak sadar. Akupun segera bergegas untuk berangkat ke universitasku. Aku lebih
suka berjalan kaki kesana karena jaraknya yang lumayan dekat dengan rumahku.
Biasanya ketika menuju kesana, aku melewati rumah Ririn, dan berangkat bersama
menuju universitas kami. “Pagi Rin.” Kataku sambil melambaikan tangan kepada
Ririn. “Selamat pagi juga Ren.” Katanya sambil senyum kepadaku. “Kamu berangkat
jalan kaki atau naik motor?” Kataku. “Jalan kaki Ren, jugaan dekat dari sini.”
Katanya sambil membuka gerbang rumahnya. “Oh, Ok deh.” Kataku dengan perasaan
senang karena bisa bersama dengannya jalan ke universitas kami. “Ayo berangkat
Ren.” Dia mengajakku. “Oh, ayo Rin.” Kataku, kamipun berangkat menuju ke
universitas dan sesampainya kami disana. “Cieee, yang jalan berduaan.” Kata
Intan. Intan adalah sahabat Ririn yang sangat dekat, bahkan bisa dibilang kayak
nempel banget sih, ya biasalah kalau
perempuan begitu, tapi kalau laki-laki yang seperti itu, mungkin sudah
dikatakan sebagai homo. Kalian tahu homo kan? Ya, mereka adalah spesies
laki-laki yang membuat kepunahan manusia. “Apaan sih Tan, orang kami kan
rumahnya satu arah.” Kata Ririn sambil menepuk pundak Intan. “Cieee.. Udah
jadian nih yaaa?” Kata Intan dengan ketawa yang terbahak-bahak, aku hanya bisa
diam, apa yang harus aku lakukan dalam keadaan seperti itu? Aku takut aku salah
berbicara yang membuat Ririn menjadi tidak suka kepadaku. “Nggaaakkk. Intan
ini.. Ada ada aja.” Kata Ririn sambil tersipu malu.”Kringgg!! Kringg!!” Itu
bunyi bel kok, bukan bunyi jangkrik.
“Udah-udah, masuk kelas woi, udah bunyi bel.” Kataku sambil jalan duluan
daripada mereka. “Iya Rin, ayo masuk, bener yang dibilang pacarmu, hahahaha.”
Kata Intan sambil tertawa terbahak-bahak lagi. “Apa Intaaaannn.. Aku ga pacaran sama dia.” Kata Ririn, “Hm..
Aku berharap sih jadi.” Lanjut Ririn sambil mengecilkan suaranya. “Apaaaa kamu
bilang?” Intan berbicara dengan sedikit nada yang tinggi. “Cieeeee, aku do’ain
deh, semoga jadian.” Lanjut Intan. “Hm.. Aku malu, ya do’ain aja deh, hehe..”
Kata Ririn sambil menundukkan kepalanya.
Kelaspun
dimulai seperti biasa, dan kami semua belajar seperti biasa. Kalau ga biasa,
pasti luar biasa. Ga lucu? Garing? Biarin, suka-sukaku. “Kringg!!” Bunyi bel
istirahat. “Ren, ga makan? Ke kantin bareng yuk?” Kata Ilham, dia adalah
temanku didekat rumah, tapi kami jarang sekali berangkat bersama-sama, entah
mengapa, aku juga tidak tahu. Singkat cerita, akupun pergi ke kantin sendirian,
karena aku merasa bosan dikelas, tapi aku tidak ikut bersama Ilham, karena aku
sendirian, iya, aku sendirian, Hm.. Sendirian. Eh, maaf, malah curhat, hahaha.
Dikantin, aku bertemu dengan Ririn. “Ren, makan?” Katanya menawarkan aku makan.
“Oh, iya Rin, makasih.” Kataku sambil senyum kepadanya. “Cieee, Ririn dan Rendy
saling senyum-senyum.” Kata Intan sambil tertawa terbahak- bahak. Seketika
Ririnpun menjadi malu dan melanjutkan makannya. Bel masukpun berbunyi, ya
kalian sudah tahu kan bagaimana bunyinya, tidak perlu aku jelaskan lagi, hehe,
bercanda bro. Kami kembali belajar
seperti biasa. Kalian pasti tahu suasana kelas ketika kalian belajar disekolah
atau dikampus kalian, kan? Pasti sedikit ada rasa bosan-bosan gimana gitu. Yah,
kebetulan aku duduk paling depan, kenapa? Karena aku sudah kuliah, aku merasa
aku harus lebih giat untuk belajar. Kalau di SMP dan SMA dulu, aku sering duduk
dibelakang dan sering tertidur, yah, jadinya ga tahu apa apa deh. “Krrringgg!!
Kringgg!!! Kringg!!” Bel pulangpun berbunyi. “Rin, mau pulang bareng?” Kataku
kepada Ririn. “Iya boleh deh.” Kata Ririn.
Kamipun
berjalan keluar kelas, dan menuju keluar sekolah, hari sudah mulai senja. “Rin,
belanja bentar yuk?” Kataku mengajak Ririn. “Iya boleh, tapi beliin aku ya.”
Katanya sambil tertawa bercanda. “Iya aku beliin dah apa yang kamu mau.” Kataku
sambil tertawa. “Wihh, pasti lagi banyak uang nih, makasih loh.” Kata Ririn
malu. “Iya, ayo masuk ke supermarket itu.” Kataku sambil menunjuk supermarket
yang ada diseberang jalan. “Iya Ren, ayo.” Katanya. Kamipun menyebrang jalan
dan sampai di supermarket. Aku membeli minuman soda dan coklat. Rencananya sih
coklat ini mau aku kasih ke Ririn, dan…. Lihat aja nanti kawan-kawan, hehehe.
Ketika kami keluar dari supermarket, tiba-tiba hujan deras turun dari langit,
kalau dari bawah, namanya air kobokan.
Kamipun berteduh didekat supermarket tersebut. Dan aku berencana memberikan
coklat itu sambil menyatakan perasaanku yang selama ini aku pendam kepadanya.
Sudah aku beritahu kan sebelumnya kalau aku suka kepadanya? Iya, sudah, aku
ingatnya sih sudah. “Rin, ini coklat untuk kamu.” Kataku sambil menatap
matanya. “Oh, makasih banyak Ren, aku suka banget coklat ini.” Katanya sambil
menunjukkan ekspresi senang. “Rin, kamu mau ga jadi orang yang special untuk
hidupku?” Kataku, wahhh, kenapa ini, kenapa badanku bergetar, jantungku
berdebar-debar, apa ini, sebelumnya aku tidak pernah merasakan ini karena aku jomblo. Aku berharap jawaban yang bagus
darinya, oh Tuhan, tolong hamba-Mu ini. “Maksud kamu? Kekasih?” Katanya. “Iya.”
Aku tidak tahu harus berkata apa-apa lagi, badanku kaku, mulutku tidak bisa
mengucapkan sesuatu yang lain. “Hm.. Iya, mau.” Katanya sambil tersenyum lebar
kepadaku. “Serius?” Kataku sambil tersenyum. “Dua rius Ren, hahaha, ya serius kok.”
Seketika aku merasa sangat bahagia mendengar jawabannya, dan itu merupakan
moment dan hari yang sangat bahagia untukku. Aku merasa akulah manusia yang
paling beruntung didunia ini. Kalau kalian tidak setuju, itu menurut pendapat
kalian sendiri. Do’akan kami langgeng ya.
TAMAT
Itulah cerpen yang saya buat, semoga bisa menghibur kalian ya, terima kasih. :)

No comments:
Post a Comment