Cerpen Fiksi: Dia - Semuanya Ada

Home Top Ad

Sunday, August 12, 2018

Cerpen Fiksi: Dia

Hai teman-teman, selamat datang di blog saya, ini ada cerpen buatan saya, semoga dapat menghibur ya, silahkan dibaca. :)


"Dia"

Sumber Gambar: www.notesperbankan2015.wordpress.com

               Namaku Rendy, umurku 19 tahun, sekarang aku seorang Mahasiswa disalah satu universitas didekat rumahku. Banyak yang bilang aku ini playboy, entah aku sering pergi dengan perempuan ini, perempuan itu, padahal aku hanya mengajak mereka untuk mengerjakan tugas yang belakangan ini menumpuk. Mungkin mereka yang terlalu baper karena mungkin aku terlalu ganteng. Yah, itu menurutku sih, tapi kalau kalian memiliki pendapat yang berbeda, ya silahkan. Ceritaku berawal dari…. Kita santai aja ya, ga usah tegang gitu bacanya, hahaha. Yak, kita lanjut lagi. Aku tadi udah perkenalan kan? Oh ya, sudah. Maklum, aku ini orang nya sedikit pelupa, apalagi yang namanya MANTAN, lupa banget dah, udah kayak amnesia. Ayo kita next ke cerita. Aku memiliki teman sekelas yang sangat cantik, dia memiliki wajah yang bisa dibilang “sempurna” hm.. Bukan sempurna lagi, bahkan seperti “Bidadari”, kalian tau bidadari kan? Kalau tidak tahu, ya sudah abaikan saja. Ketika itu kami pulang bersama, namun satu hal yang tidak aku suka adalah ketika aku lewat didepan para perempuan, selalu saja mereka menyapaku “Hai Rendy.” Dengan senyuman yang manis dari bibir mereka. Padahal tidak manis-manis banget sih. Karena aku sangat populer dikalangan sekolah, ya maklum kalau banyak perempuan yang seperti itu. Karena aku yang terlalu ganteng. Ketika itu aku dan si perempuan yang aku sebut sebagai “Bidadari” ini jalan kaki menuju rumah, kebetulan rumah kami satu arah, jadi aku dan dia bisa pulang bersama. “Ren, aku pulang duluan ya, makasih udah nemenin pulang.” Katanya sambil memberi sebuah senyuman kepadaku. “Oh, iya ga apa apa kok, jugaan kita pulangnya kan satu arah.” Aku tersipu malu, ya.. Kalian tahulah apa maksud aku malu-malu kepadanya, tapi bukan malu-maluin loh. Akupun kembali kerumahku. Kalian belum tahu nama perempuan tersebut kan? Kasian.. Baiklah, akan aku kenalkan siapa dirinya, dia adalah sahabatku sejak SMP, kami berbeda SMA, tetapi sekarang satu universitas dan memilih jurusan yang sama. Namanya adalah Ririn. Dia juga sangat populer di universitas kami. 

                Akupun sampai dirumah, dan langsung aku menuju kekamar untuk beristirahat karena badanku yang sudah melemah dan mataku yang mulai tertutup, tapi bukan aku ingin mati loh. Akupun tertidur sangat lelap, tanpa aku sadari, hari sudah pagi, hm.. Ya kalau orang tidur kan memang tidak sadar. Akupun segera bergegas untuk berangkat ke universitasku. Aku lebih suka berjalan kaki kesana karena jaraknya yang lumayan dekat dengan rumahku. Biasanya ketika menuju kesana, aku melewati rumah Ririn, dan berangkat bersama menuju universitas kami. “Pagi Rin.” Kataku sambil melambaikan tangan kepada Ririn. “Selamat pagi juga Ren.” Katanya sambil senyum kepadaku. “Kamu berangkat jalan kaki atau naik motor?” Kataku. “Jalan kaki Ren, jugaan dekat dari sini.” Katanya sambil membuka gerbang rumahnya. “Oh, Ok deh.” Kataku dengan perasaan senang karena bisa bersama dengannya jalan ke universitas kami. “Ayo berangkat Ren.” Dia mengajakku. “Oh, ayo Rin.” Kataku, kamipun berangkat menuju ke universitas dan sesampainya kami disana. “Cieee, yang jalan berduaan.” Kata Intan. Intan adalah sahabat Ririn yang sangat dekat, bahkan bisa dibilang kayak nempel banget sih, ya biasalah kalau perempuan begitu, tapi kalau laki-laki yang seperti itu, mungkin sudah dikatakan sebagai homo. Kalian tahu homo kan? Ya, mereka adalah spesies laki-laki yang membuat kepunahan manusia. “Apaan sih Tan, orang kami kan rumahnya satu arah.” Kata Ririn sambil menepuk pundak Intan. “Cieee.. Udah jadian nih yaaa?” Kata Intan dengan ketawa yang terbahak-bahak, aku hanya bisa diam, apa yang harus aku lakukan dalam keadaan seperti itu? Aku takut aku salah berbicara yang membuat Ririn menjadi tidak suka kepadaku. “Nggaaakkk. Intan ini.. Ada ada aja.” Kata Ririn sambil tersipu malu.”Kringgg!! Kringg!!” Itu bunyi bel kok, bukan bunyi jangkrik. “Udah-udah, masuk kelas woi, udah bunyi bel.” Kataku sambil jalan duluan daripada mereka. “Iya Rin, ayo masuk, bener yang dibilang pacarmu, hahahaha.” Kata Intan sambil tertawa terbahak-bahak lagi. “Apa Intaaaannn..  Aku ga pacaran sama dia.” Kata Ririn, “Hm.. Aku berharap sih jadi.” Lanjut Ririn sambil mengecilkan suaranya. “Apaaaa kamu bilang?” Intan berbicara dengan sedikit nada yang tinggi. “Cieeeee, aku do’ain deh, semoga jadian.” Lanjut Intan. “Hm.. Aku malu, ya do’ain aja deh, hehe..” Kata Ririn sambil menundukkan kepalanya.

                Kelaspun dimulai seperti biasa, dan kami semua belajar seperti biasa. Kalau ga biasa, pasti luar biasa. Ga lucu? Garing? Biarin, suka-sukaku. “Kringg!!” Bunyi bel istirahat. “Ren, ga makan? Ke kantin bareng yuk?” Kata Ilham, dia adalah temanku didekat rumah, tapi kami jarang sekali berangkat bersama-sama, entah mengapa, aku juga tidak tahu. Singkat cerita, akupun pergi ke kantin sendirian, karena aku merasa bosan dikelas, tapi aku tidak ikut bersama Ilham, karena aku sendirian, iya, aku sendirian, Hm.. Sendirian. Eh, maaf, malah curhat, hahaha. Dikantin, aku bertemu dengan Ririn. “Ren, makan?” Katanya menawarkan aku makan. “Oh, iya Rin, makasih.” Kataku sambil senyum kepadanya. “Cieee, Ririn dan Rendy saling senyum-senyum.” Kata Intan sambil tertawa terbahak- bahak. Seketika Ririnpun menjadi malu dan melanjutkan makannya. Bel masukpun berbunyi, ya kalian sudah tahu kan bagaimana bunyinya, tidak perlu aku jelaskan lagi, hehe, bercanda bro. Kami kembali belajar seperti biasa. Kalian pasti tahu suasana kelas ketika kalian belajar disekolah atau dikampus kalian, kan? Pasti sedikit ada rasa bosan-bosan gimana gitu. Yah, kebetulan aku duduk paling depan, kenapa? Karena aku sudah kuliah, aku merasa aku harus lebih giat untuk belajar. Kalau di SMP dan SMA dulu, aku sering duduk dibelakang dan sering tertidur, yah, jadinya ga tahu apa apa deh. “Krrringgg!! Kringgg!!! Kringg!!” Bel pulangpun berbunyi. “Rin, mau pulang bareng?” Kataku kepada Ririn. “Iya boleh deh.” Kata Ririn.

                Kamipun berjalan keluar kelas, dan menuju keluar sekolah, hari sudah mulai senja. “Rin, belanja bentar yuk?” Kataku mengajak Ririn. “Iya boleh, tapi beliin aku ya.” Katanya sambil tertawa bercanda. “Iya aku beliin dah apa yang kamu mau.” Kataku sambil tertawa. “Wihh, pasti lagi banyak uang nih, makasih loh.” Kata Ririn malu. “Iya, ayo masuk ke supermarket itu.” Kataku sambil menunjuk supermarket yang ada diseberang jalan. “Iya Ren, ayo.” Katanya. Kamipun menyebrang jalan dan sampai di supermarket. Aku membeli minuman soda dan coklat. Rencananya sih coklat ini mau aku kasih ke Ririn, dan…. Lihat aja nanti kawan-kawan, hehehe. Ketika kami keluar dari supermarket, tiba-tiba hujan deras turun dari langit, kalau dari bawah, namanya air kobokan. Kamipun berteduh didekat supermarket tersebut. Dan aku berencana memberikan coklat itu sambil menyatakan perasaanku yang selama ini aku pendam kepadanya. Sudah aku beritahu kan sebelumnya kalau aku suka kepadanya? Iya, sudah, aku ingatnya sih sudah. “Rin, ini coklat untuk kamu.” Kataku sambil menatap matanya. “Oh, makasih banyak Ren, aku suka banget coklat ini.” Katanya sambil menunjukkan ekspresi senang. “Rin, kamu mau ga jadi orang yang special untuk hidupku?” Kataku, wahhh, kenapa ini, kenapa badanku bergetar, jantungku berdebar-debar, apa ini, sebelumnya aku tidak pernah merasakan ini karena aku jomblo. Aku berharap jawaban yang bagus darinya, oh Tuhan, tolong hamba-Mu ini. “Maksud kamu? Kekasih?” Katanya. “Iya.” Aku tidak tahu harus berkata apa-apa lagi, badanku kaku, mulutku tidak bisa mengucapkan sesuatu yang lain. “Hm.. Iya, mau.” Katanya sambil tersenyum lebar kepadaku. “Serius?” Kataku sambil tersenyum. “Dua rius Ren, hahaha, ya serius kok.” Seketika aku merasa sangat bahagia mendengar jawabannya, dan itu merupakan moment dan hari yang sangat bahagia untukku. Aku merasa akulah manusia yang paling beruntung didunia ini. Kalau kalian tidak setuju, itu menurut pendapat kalian sendiri. Do’akan kami langgeng ya.

TAMAT

Itulah cerpen yang saya buat, semoga bisa menghibur kalian ya, terima kasih. :)

No comments:

Post a Comment